Selasa, 24 Februari 2015

MAKALAH MENYIMAK-FAKTOR PEMENGARUH MENYIMAK





KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat allah swt. karena berkat rahmat dan hidayah–Nya penyusun telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Faktor-Faktor Pemengaruh Menyimak”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Menyimak.
Dalam makalah ini memuat permasalahan-permasalahan dalam menyimak. Menyimak  adalah proses mendengarkan yang memerlukan konsentrasi tinggi agar mendapatkan informasi yang aktual berdasarkan fakta dan kenyataan yang sebenarnya. Dalam makalah ini, penyusun membahas tentang faktor-faktor yang memengaruhi menyimak. Faktor-faktor itu dianataranya faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan dalam masyarakat. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak, dalam  makalah ini juga membahas, kebiasaan jelek menyimak, alasan orang tidak menyimak, perilaku jelek dalam menyimak, kesalahpahaman dalam menyimak dan aneka permasalahan menyimak.
Penyusun menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Bapak Andri Noviadi, selaku dosen mata kuliah yang telah membantu penulis selama menyusun makalah ini;
2.      Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penyusun untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;
3.      Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu.
Penyusun berharap penyusunan makalah ini, dapat memberikan motivasi kepada penulis dan rekan-rekan untuk terus berkarya terutama dalam hal menulis. Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis butuhkan demi penyempurnaan makalah ini.
Ciamis, 20 Oktober 2014
Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah di sampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tak pernah lepas dari kegiatan menyimak. Dalam kegiatan menyimak sehari-hari kita sering kali mendapatkan banyak gangguan atau hambatan, aik hambatan dari luar ataupun dari dalam diri kita sendiri. Begitu pentingnya menyimak bagi kita yang memiliki penglihatan dan pendengaran yang normal untuk terus melaksanakan sosialisasi dan interaksi sosial selama di lingkungan kampus maupun di lingkungan sosial masyarakat. Maka dari itu kita sebagai penerus bangsa dan Negara tentunya harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak agar kita bisa mengatasi segala hambatan dalam menyimak.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja faktor-faktor  yang  mempengaruhi menyimak?
1.2.2 Apa saja keebiasaan jelek menyimak?
1.2.3 Mengapa orang tidak mau menyimak?
1.2.4 Apa yang dimaksud kesalahpahaman dalam menyimak?
1.2.5 Apa saja permasalahan  dalam menyimak?

1.3   Tujuan Penulisan
3.1   Untuk memenuhi salah satu tugas menyimak
3.2 Untuk menambah pengetahuan mengenai permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan menyimak.

1.4.   Manfaat Penulisan
4.1 Memudahkan pembaca dalam memahami dan mempeelajari mata kuliah menyimak.
4.2  Mendorong keinginan pembaca untuk mengetahui lebih banyak tentang meyimak.




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………     i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………     ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………    1
1.1               Latar Belakang Masalah…….……………………………………………    1
1.2               Rumusan Masalah……………..…………….……………………………    1
1.3               Tujuan Penulisan………………...…………………..……………………    1
1.4               Manfaat Penulisan………………...………………………………………   2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...……………   3
2.1 Pengertian Menyimak………….……………………………………………...   3
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak………………………………    3
2.3 Kebiasaan Jelek dalam Menyimak……………………….…………………..     9
2.4 Alasan Orang Tidak Menyimak…. ………………………………………….     12
2.5 Periaku Jelek dalam Menyimak……………………………………………...      13
2.6 Kesalahpahaman………………………………………………….………….     15
2.7 Aneka Permasalahan Menyimak……………………………………………...    15
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….......   17
3.1 Simpulan…………………………………………………………...............        17
3.2 Saran…………………………………………………………..........................   17
DAFTAR PUSTAKA…………...……………………………………………….............  18


























BAB  II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak
Menurut tiga pakar (Hunt; 1981 : 19-20), (Webb, 1975: 137-9), (logan, 1972: 49-50), faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak dapat disimpulkan menjadi delapan, yaitu :
2.2.1      Faktor Fisik
                 Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar, dalam keadaan yang serupa itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok seluruhnya.
              Kondisi fisik yang menentukan dalam menyimak, yaitu :
Ø  Kondisi fisiknya jauh di bawah gizi normal
Ø  Sangat lelah
Ø  Mengidap suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal.
              Lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap menyimak, yaitu :
§  Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin
§  Suara atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan sebelah
§  Para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya sehingga mengganggu orang yang sedang menyimak.
§  Siswa yang membawa atau memegang benda yang berisik dan mengganggu, seperti kelereng di dalam saku, handphone yang berbunyi, dan lain-lain.

              Faktor fisik pembicara :
·         Pembicara membuat gerak-gerik yang canggung di ruangan.
·         Suara pembicara yang membisankan atau intonasi yang mendatar apalagi melengking.
·         Pengajian pembicara yang tidak menarik.
                 Walau nampaknya faktor-faktor fisik tersebut bersifat sepele namun pembicara atau pengajar haruslah bijaksana dan banyak pengalaman agar selalu memperhatikan hal-hal tersebut agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan yang telah ditentukan, karena faktor fisik yang prima merupakan modal utama bagi penyimak.
2.2.2      Faktor Psikologis
Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak, yaitu sebagai berikut :
1.      Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan
2.      Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaikan oleh pembicara tidak di tanggapi dengan serius.
3.      Kepicikan atau pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan pandangan atau wawasan penyimak terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna atau salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara.
4.      Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan simakan.
5.      Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses menyimak , jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih mudah melakukan simakan.
Dari faktor psikologis di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua faktor psikologis yang mempengaruhi menyimak, yaitu :
1.      Psikologis positif, maksudnya latar belakang hidup yang menyenangkan, yaitu proses menyimak akan berjalan dengan baik jika suasana hati dan pikiran penyimak dalam keadaan tenang dan menyenangkan. Juga Penentuan minat dan pilihan. Yaitu proses menyimak akan berjalan dengan baik jika bahan yang akan disimak oleh penyimak sesuai dengan minat dan pilihannya, jika bahan yang disimak sesuai dengan pilihan maka penyimak akan dengan penuh kesungguhan dalam menyimak, namun sebaliknya jika bahan simakan tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan minat dan pilihan penyimak maka penyimak akan setengah-setengah dan tidak serius dalam menyimak. 
Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan yang baik pada penyimak untuk cepat dalam menanggapi, memahami, dan merespon simakan. Faktor ini akan mempengaruhi apakah penyimak tangkas atau tidaknya dalam menyimak.
2.      Psikologis negatif, maksudnya memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak seperti yang telah dijelaskan di atas.
2.2.3      Faktor Pengalaman
Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan dalam menyimak, seperti:
ü  Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat yang kita gemari maka kita akan merasa senang untuk menyimaknya, misal hobby atau minat terhadap sesuatu.
ü  Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan.
ü  Kosa kata simak juga turut mempengaruhi kualitas menyimak.
ü  Makna yang dipancarkan oleh kata-kata asing cenderung untuk mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa, karena ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka.
2.2.4      Faktor Sikap
Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai berikut :
o   Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara seksama dan penuh perhatian.
o   Pembicara harus memilih topik yang disenangi oleh para penyimak.
o   Pembicara harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal penting bagi pembicara untuk menarik minat atau perhatian menyimak.
o   Penampilan pembicara yang mengasyikkan dan mengagumkan, sehingga membentuk sikap positif para siswa.
2.2.5      Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan menyimak, berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut ;
·         Memiliki motivasi atau dorongan yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak
·         Melibatkan sistem penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat untuk menyimaknya.
·         Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat dan sahih.
·         Penyimak tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari pembicaraan.
·          Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati, dan analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul
2.2.6      Faktor Jenis Kelamin
Pria
wanita
Objektif
subjektif
Aktif
Pasif
Keras hati
simpatik
Analisis
Difusif
Rasioonal
Sensitive
Netral
memihak
Intrusif
Mudah mengalah
Berdikari
Reseptif
Swasembada
Bergantung
Menguasai emosi
Emosional

Perbedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin (Silverman, 1970; Webb, 1975: 139).
2.2.7      Faktor Lingkungan
a.         Lingkungan Fisik
·         Di dalam ruangan guru harus dapat mengatur  dan menata letak meja dan kursi sedemikian rupa sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menyimak dan disimak.
·         Sarana kerja harus ditempatkan berdekatan satu dan lainnya sehingga para siswa dapat berkomunikasi dengan baik bahkan harus dapat meningkatkan penyimakan yang baik.
·         Guru harus berbicara dengan suara yang menyenangkan, memberikan pengarahan yang jelas dan tepat lagi tegas.
·         Guru harus menampilkan kegiatan yang dapat memotivasi atau mendorong anak didik untuk dapat dengan mudah mengganti peranan mereka sebagai penyimak dan pembicara. Seperti, ikut dalam diskusi panel, symposium, dan seminar.

b.         Lingkungan Sosial
Guru menciptakan suasana yang mendorong anak-anak untuk mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide memang penting sekali diterapkan kalau keterampilan berkomunikasi dan seni berbahasa dikembangkan dan berkembang, jadi nyatalah suasana saat guru merencanakan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka memang sesuai dan sejalan dalam perencanaan kurikulum secara keseluruhan.
2.2.8      Peranan dalam Masyarakat
Contoh faktor peranan dalam menyimak :
a.       Peranan sebagai guru dan pendidik
b.      Ingin sekali menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televise yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran baik di tanah air maupun luar negeri.
c.       Sebagai seorang berpendidikan (mahasiswa)
d.      Mahasiswa harus dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian dibandingkan dengan karyawan harian sebuah perusahaan.
e.       Sebagai spesialis dan pakar dari berbagai profesi seperti hakim, psikolog, antropolog, sosiolog, apoteker dan lainnya.
f.       Pasti akan haus menyimak hal-hal yang ada kaitannya dengan mereka dengan profesi dan keahlian mereka, yang dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka.
2.3     Kebiasaan Jelek dalam Menyimak
2.3.1 Menyimak Lompat Tiga
Orang berbicara mempergunakan kata-kata dengan kecepatan kira-kira 125 buah kata per menit dan kebanyakan orang dapat berpikir dengan mudah dengan kecepatan empat kali dari kecepatan berbicara tadi, dan ternyata hal ini amat susah sekali karena akan memeperlambat kecepatan berpikir kita, sebab kita mempunyai kira-kira 400 kata per menit untuk berpikir untuk menghadapi orang yang berbicara kepada kita.
Berikut ini adalah hal-hal yang membantu penyimak agar dapat menghindari petualangan mental berpikir, seperti pikiran kita di tempat lain atau tentang hal lain :
a)                        Mengetahui terlebih dahulu apa yang harus dikatakan oleh pembicara, Tanya pada diri kita sendiri “Apa yang hendak ditemukan oleh pembicara? Maksud apa yang hendak dicapainya?”.
b)                        Merangkum secara mental apa yang dikatakan dan tujuan yang telah dicapai oleh pembicara.
c)                        Mempertimbangkan keterangan pembicara dengan jalan menanyakan secara mental, seperti fakta-fakta yang dikemukakan.
d)                       Mendengarkan, menyimak yang “tersirat”, seperti perubahan nada suara, gerak-gerik tangan dan mimik mengandung makna tertentu.
2.3.2 Menyimak “Saya dapat Fakta
Ketika menjadi penyimak yang baik, tentu kita akan menyimak ide-ide utama gagasan-gagasan penting, fakta-fakta yang disodorkan, kemudian pertimbangkanlah satu terhadap lainnya dan menyusun hubungannya satu sama lain, garaplah ide-ide bukan hanya terbatas pada serangkaian fakta yang kebetulan dapat diingat saja.   
2.3.3 Noda Ketulisan Emosional
Demi kegiatan menyimak yang lebih baik dan tepat guna perhatikanlah reaksi kita terhadap kata-kata yang menimbulkan noda ketulisan emosional seperti seks, pelacur, komunis, koruptor, tukang kredit, panti pijat, tuan tanah dan pembunuhan, dan lain-lain, kata-kata seperti itu sebaiknya ditandai dan analisislah baik-baik untuk lebih mendalam mengapa kata-kata tersebut mengganggu, penilaian dan telaah yang seksama biasanya akan mencerminkan bahwa sebenarnya kata-kata tersebut tidak akan mengganggu sama sekali.

2.3.4 Menyimak Supersensitif
Ketika kita telah mengembangkan pendapat atau prasangka yang mendalam, seorang yang berbicara kepada kita mungkin tanpa disadari secara lisan akan menghina kita dengan kata-kata yang menusuk hati, dan secara spontan kita akan menghentikan simakan kita terhadapnya, kita mencoba menginterupsinya, merencanakan suatu pertanyaan pelik yang memalukannya ataupun bantahan yang benar-benar menusuk hatinya, oleh karena itu sebelum hal itu terjadi awasilah diri kita sendiri dan selalulah simak baik-baik ujaran, cermah, kuliah, dan pidato orang tersebut, setelah dia selesai berbicara barulah rencanakan pertanyaan-pertanyaan serta bantahan yang akan dilontarkan kepadanya.

2.3.5 Menghindari Penjelasan yang Sulit
Biasanya kita menghindari penjelasan yang sulit dari suatu pembicaraan sehingga kegiatan menyimak menjadi tidak efektif, oleh karena itu simaklah baik-baik diskusi mengenai subjek yang menuntut upaya untuk memahami dan mengerti makna seperti komentar-komentar di suatu diskusi panel, karena masalah bukan untuk dihindari tapiuntuk dipecahkan atau diselesaikan.

2.3.6 Menolak secara Gegabah suatu Subjek sebagai Sesuatu yang Tidak Menarik
Adakalanya ketika pembicara membicarakan hal atau sesuatu yang tidak menarik, kita pasti akan menutup diri, menjauhkan perhatian dari ujarannya, dan membiarkan pikiran kita berkelana ke topik-topik yang lebih menyenangkan.
Berikut adalah cara untuk memperbaiki kebiasaan jelek dalam menyimak tersebut :
a.       Mengadakan suatu rancangan atau pendekatan egois, mengingat kepentingan sendiri.
b.      Walaupun subjek tidak menarik perhatian namun jangan dilupakan bahwa subjek tersebut memiliki ide baik yang hendak disajikannya.
c.       Hargailah dan manfaatkanlah ide-ide apa saja yang disumbangkan pembicara.
2.3.7 Mengkritik Gaya dan Gaya Fisik Pembicara
Terkadang kita terlalu sibuk mengkritik gaya dan fisik si pembicara sehingga kita lupa untuk menyimak pembicaraannya, jika kita termasuk dalam orang atau tipe yang suka mengkritik secara mental pakaian orang ataupun nada suaranya, sebaiknya tunggu sampai orang tersebut selesai berbicara agar kita dapat memahami isi keseluruhan ujarannya itu.
2.3.8 Memberi Perhatian Semu
“Kalau saja saya terlihat menyimak, segala sesuatu beres!”, terkadang ada pribadi yang seperti itu, berpura-pura menyimak tetapi sebenarnya pikirannya tidak berada di situ, mengarahkan kedua matanya dengan tatapan tanpa kedipan ke arah pembicara padahal ia sama sekali tidak memperhatikan atau tidak menyimak isi pembicaraan, oleh karena itu perlu kesadaran dari diri sendiri berhenti untuk berpura-pura menyimak dan mulai mengarahkan perhatian ke arah pembicara.
2.3.9 Menyerah pada Gangguan
Banyak gangguan yang datang baik dari sesuatu yang kita dengar maupun sesuatu yang kita lihat, oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi, pemusatan pikiran dan usahakan agar perhatian kita tetap pada hal-hal, ide-ide, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pembicara.
2.3.10 Menyimak dengan Kertas dan Pensil di Tangan
Terkadang kita mencoba membuat kerangka yang telah diutarakan oleh pembicara, dan menjadi rangkuman yang berupa tanda-tanda, symbol-simbol dan angka-angka sehingga kita lupa bahwa dengan begitu sebenarnya kita hanya “setengah menyimak”, tentu saja tidak akan memberi hasil yang memuaskan.
Oleh karena itu sebaiknya letakkan pensil, pusatkan daya dan pikiran pada kegiatan menyimaksecara serius, atau simaklah terlebih dahulu dengan baik sesudah itu ditulis atau dicatat dalam beberapa kata saja, pergunakanlah kata kunci dalam catatan, karena panjang catatan tidak menjamin mutu catatan. Mencatat harus dilakukan dengan penuh perhatian dan pemahaman sedangkan merekam dapat dilakukan tanpa pengertian dan pemahaman. Mencatat bersifat selektif dan kritis, merekam bersifat mekanis dan reseptif penuh.

2.4     Mengapa Orang Tidak Menyimak?
Ada berapa sebab membuat orang tidak menyimak, antara lain:
1.      Orang berada dalam keadaan capek.
2.      Orang berada dalam keadaan tergesa-gesa
3.      Orang berada dalam kebingungan
4.      Orang yang dapat dibingungkan oleh faktor-faktor lain :
a.       Ucapan-ucapan yang munafik
b.      Penyimak dijejali dengan pesan bernada memerintah ataupun berbau slogan politik
c.       Banyak perintah birokratis
d.      Cenderung menjauhkan diri dari prasangka-prasangka
Golongan orang yang banyak menyimak pada diri sendiri sehingga tidak memiliki waktu mendengarkan atau menyimak orang lain:
1.      Tipe bunga karang (tipe penyerap)
2.      Tipe orang berdikari (menolak untuk menyimak)
3.      Tipe seniman ingatan (menolak untuk menyimak secara sadar)
4.      Tipe orang yang tergoda bukan oleh pribadi tertentu (mendapat informasi dari media)
5.      Tipe orang yang menyukai bunyi alamiah (kicau burung serta keriuhan kota merupakan musik bagi perangkat penerima sensitifnya tidak mau mendnegar ocehan pembicara)
6.      Estetikus luar biasa (mendengar atau menyimak musik bukan untuk kesenangan atau kenikmatan)
7.      Tipe siap tenpur (sibuk dengan memikirkan jawaban-jawaban yang akan diajukan, sehingga tidak ada waktu untuk menyimak)

2.5     Perilaku Jelek dalam Menyimak
Secara garis besar, perilaku-perilaku yang termasuk jelek atau tidak baik dalam praktik menyimak, sebagai berikut :
1.      Tidak mau menerima keanehan pembicara
Pembicara mempunyai cara dan gaya pribadi dalam penampilannya, akibatnya penyimak merasa jengkel dan tidak mau menerima keanehan pembicara sehingga tidak memiliki minat dan perhatian untuk menyimak.
2.      Tidak mau memperbaiki sikap
Tubuh penyimak ada di ruang yang sama dengan pembicara namun pikiran dan angannya terbang mengembara ke tempat lain, akibatnya ia tidak memiliki minta untuk menyimak ujaran pembicara.
3.      Tidak mau memperbaiki lingkungan
Tidak adanya upaya penyimak untuk pindah duduk ketika dirinya merasa terganggu duduk di tempat duduknya sekarang yang bising atau tempat orang keluar masuk.
4.      Tidak dapat menahan diri
Berusaha mengajukan pertanyaan dan tanggapan sebelum pembicaraan belum selesai dan belum diketahui ujung pangkalnya.
5.      Tidak mau meningkatkan pembuatan catatan
Mencatat semua ucapan pembicara sebanyak mungkin tanpa menghiraukan ide, gagasan yang perlu dicatat.
6.      Tidak tahu dan tidak mau menyaring tujuan khusus
Tidak adanya ketekunan dan tidak adanya perhatian yang terarah, sehingga tujuan menyimak menjadi tidak tentu arah, duduk menjadi tidak tenang, gelisah dan pembicara tidak disimak lagi.
7.      Tidak memanfaatkan waktu secara tepat guna
Ketika menyimak ada yang tertidur dan mengantuk padahal menyimak menuntut kesiapsiagaan mementik butir-butir penting, ide-ide berharga dari seorang pembicara.
8.      Tidak dapat menyimak secara rasional
Menyimak dengan emosional tanpa melibatkan akal dan pikirannya dalam menerima simakan dari ujaran pembicara.
9.      Tidak mau berlatih menyimak hal-hal yang rumit
Tidak mau menyimak hal-hal yang rumit sehingga tidak memahami keseluruhan isi pembicaraan yang dikemukakan oleh pembicara.


2.6     Kesalahpahaman
Berikut kesalahpahaman yang berkaitan dengan perilaku menyimak :
1.      Anggapan bahwa semua perilaku menyimak itu sama saja
Jika kita memeriksa perilaku sendiri dalam satu hari saja, kita akan melihat dengan jelas bahwa perilaku menyimak berubah-ubah secara dramatis dari satu situasi ke situasi lainnya, dari satu pribadi ke pribadi lainnya, karena situasi dan kondisi mengatur perubahan perilaku menyimak seseorang.
2.      Anggapan bahwa mendnegar dan menyimak sama saja
Mendengar dan menyimak mempunyai makna yang berbeda, mendengar yaitu suatu proses psikologis ketika gelombang-gelombang bunyi ditransformasikan menjadi impuls-impuls atau gerak hati saraf pendengaran, yang pada gilirannya akan berjalan melalui system saraf balik di dalam pengawasan kemauan maupun luar pengawasan kemauan, sedangkan menyimak adalah suatu operasi psikologis yang rumit yang merupakan sarana untuk merasakan butir-butir atau bagian-bagian lambang dan tanda yang telah disandikan oleh system saraf pusat dan system saraf otomatis yang diubah menjadi pesan-pesan yang dapat dipahami.
3.      Anggapan bahwa menyimak tidak dapat dikembangkan atau ditingkatkan
4.      Anggapan bahwa hanya sedikit waktu yang diperlukan buat menyimak
Hampir setengah waktu berkomunikasi diperuntukkan untuk menyimak, jadi tidak benar bahwa untuk kegiatan menyimak hanya diperlukan waktu sedikit saja (Mc Cabe & Bender, 1981: 91)

2.7          Aneka Permasalahan Menyimak
ü  Memprasangkai Pembicara
Lebih memusatkan perhatian pada gaya dan cara penampilan pembicara ketimbang pesan yang hendak disampaikannya.
ü  Berpura-pura Menaruh Perhatian
Terkadang orang berpura-pura menyimak dengan serius dengan menatap pembicara dengan kedua matanya tetapi sebenarnya perhatiannya bukan tertuju kepada pembicara, pikirannya terbang melayang mengembara ke tempat lain.
ü  Kebingungan
Gangguan bisa datang dari suara luar dan di dalam ruangan dapat mengganggu konsentrasi kita, semua itu dapat membuat kita bingung, sehingga dapat menjauhkan kita dari ide-ide pembicara.
ü  Pertimbangan yang Prematur
Ketika pembicara belum selesai berbicara, terkadang kita sudah mengambil pertimbangan.
ü  Salah Membuat Catatan
Mencoba menulis terlalu banyak ataupun mencoba menyelesaikan ide-ide pembicara dengan suatu pola yang telah dirancang sebelumnya dapat mengurangi keefisienan menyimak.
ü  Hanya Menyimak Fakta-fakta
Berbagai telaah menunjukkan bahwa menyimak demi fakta, bukan demi ide atau gagasan, pasti mengurangi ketepatgunaan atau keefisienan kegiatan menyimak.
ü  Melamun
Karena otak manusia sanggup memproses informasi lebih cepat daripada kecepatan berbicara yang dilakukan oleh banyak pembicara, sehingga masih banyak waktu untuk memikirkan hal-hal lain di luar topik yang disajikan oleh pembicara atau penceramah, penyimak pun menjadi melamun, sehingga mengakibatkan penyimak kehilangan kontuinitas ide-ide pembicara.
ü  Bereaksi Secara Emosional
Kata-kata, gaya, cara penampilan pembicara dapat saja mengundang emosi, sehingga kita tidak menyimak lagi secara rasional, kegagalan menguasai emosi akan mengurangi mutu penyimakan.



BAB III
PENUTUP

4.1 Simpulan
Menyimak merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan suatu konsentrasi bagi penyimaknya. Menyimak  adalah proses mendengarkan yang memerlukan konsentrasi tinggi agar mendapatkan informasi yang aktual berdasarkan fakta dan kenyataan yang sebenarnya.
 Dalam proses menyimak ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini ada bukan hanya dari penyimak saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada di sekitarnya. Faktor-faktor itu dianataranya faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan dalam masyarakat. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak, dalam  makalah ini juga membahas, kebiasaan jelek menyimak, alasan orang tidak menyimak, perilaku jelek dalam menyimak, kesalahpahaman dalam menyimak dan aneka permasalahan menyimak.

4.2 Saran
Sejalan dengan simpulan di atas penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1.      Penyimak sebaiknya dapat memperhatikan, mengapresiasikan dan menginterpretasikan apa yang dibicarakan oleh pembicara.
2.      Untuk menjadi pembicara yang baik, hendaknya bisa melakukan kegiatan berbicara dengan mengetahui konsep-konsep berbicara agar penyimak bisa menyimak dengan baik tanpa terganggu oleh tingkah laku pembicara.
3.      Penyimak hendaknya menyimak apa yang dibicarakan oleh pembicara dan bukan memperhatikan penampilan pembicara.


DAFTAR PUSTAKA
Dwidayani, wenti. 2012. Makalah Bahasa Indonesia Menyimak. Tersedia: http://wenti-dwindayani93.blogspot.com/2012/12/makalah-bahasa-indonesia-menyimak-i.html [18 oktober 2014]
Ana. 2011. Faktor-faktor Keberhasilan Menyimak. Tersedia: http://anancasa.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-keberhasilan-menyimak.html [18 oktober 2014]
Tarigan, Djago. 1991.  Materi pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur (Ed). 1993. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry G. 2008. Menyimak. Bandung: Angkasa



Tidak ada komentar:

Posting Komentar