KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan
ke hadirat allah swt. karena berkat rahmat dan hidayah–Nya penyusun telah mampu
menyelesaikan makalah berjudul “Faktor-Faktor Pemengaruh Menyimak”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Menyimak.
Dalam makalah ini memuat
permasalahan-permasalahan dalam menyimak. Menyimak adalah proses mendengarkan yang memerlukan
konsentrasi tinggi agar mendapatkan informasi yang aktual berdasarkan fakta dan
kenyataan yang sebenarnya. Dalam makalah ini, penyusun membahas tentang faktor-faktor
yang memengaruhi menyimak. Faktor-faktor itu dianataranya faktor fisik,
psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan
dalam masyarakat. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak, dalam makalah ini juga membahas, kebiasaan jelek
menyimak, alasan orang tidak menyimak, perilaku jelek dalam menyimak, kesalahpahaman
dalam menyimak dan aneka permasalahan menyimak.
Penyusun menyadari bahwa
selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Andri
Noviadi, selaku dosen mata kuliah yang telah membantu penulis selama menyusun
makalah ini;
2.
Rekan-rekan
seangkatan yang telah memotivasi penyusun untuk menyelesaikan penyusunan
makalah ini;
3.
Semua pihak
yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu.
Penyusun berharap
penyusunan makalah ini, dapat memberikan motivasi kepada penulis dan rekan-rekan untuk terus berkarya terutama dalam hal menulis. Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat penulis butuhkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Ciamis, 20 Oktober 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah di sampaikan oleh pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tak pernah lepas
dari kegiatan menyimak. Dalam kegiatan menyimak sehari-hari kita sering kali
mendapatkan banyak gangguan atau hambatan, aik hambatan dari luar ataupun dari
dalam diri kita sendiri. Begitu pentingnya menyimak bagi kita yang memiliki
penglihatan dan pendengaran yang normal untuk terus melaksanakan sosialisasi
dan interaksi sosial selama di lingkungan kampus maupun di lingkungan sosial
masyarakat. Maka dari itu kita sebagai penerus bangsa dan Negara tentunya harus
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak agar kita bisa mengatasi
segala hambatan dalam menyimak.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi menyimak?
1.2.2 Apa saja keebiasaan jelek menyimak?
1.2.3 Mengapa orang tidak mau menyimak?
1.2.4 Apa yang dimaksud kesalahpahaman dalam menyimak?
1.2.5 Apa saja permasalahan dalam menyimak?
1.3 Tujuan
Penulisan
3.1 Untuk
memenuhi salah satu tugas menyimak
3.2 Untuk menambah pengetahuan mengenai
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan menyimak.
1.4. Manfaat
Penulisan
4.1 Memudahkan pembaca dalam memahami dan mempeelajari mata kuliah menyimak.
4.2 Mendorong keinginan pembaca
untuk mengetahui lebih banyak tentang meyimak.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
1.1
Latar
Belakang Masalah…….…………………………………………… 1
1.2
Rumusan
Masalah……………..…………….…………………………… 1
1.3
Tujuan
Penulisan………………...…………………..…………………… 1
1.4
Manfaat
Penulisan………………...……………………………………… 2
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………...…………… 3
2.1 Pengertian
Menyimak………….……………………………………………... 3
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak……………………………… 3
2.3 Kebiasaan Jelek dalam Menyimak……………………….………………….. 9
2.4 Alasan Orang Tidak
Menyimak…. …………………………………………. 12
2.5 Periaku Jelek dalam Menyimak……………………………………………... 13
2.6 Kesalahpahaman………………………………………………….…………. 15
2.7 Aneka Permasalahan Menyimak……………………………………………... 15
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………....... 17
3.1
Simpulan…………………………………………………………............... 17
3.2
Saran………………………………………………………….......................... 17
DAFTAR PUSTAKA…………...………………………………………………............. 18
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan dengan penuh perhatian, apresiasi dan interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi
yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak
Menurut tiga
pakar (Hunt; 1981 : 19-20), (Webb, 1975: 137-9), (logan, 1972: 49-50),
faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak dapat
disimpulkan menjadi delapan, yaitu :
2.2.1 Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut
menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Misalnya,
ada orang yang sukar sekali mendengar, dalam keadaan yang serupa itu, dia
mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya untuk
mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok seluruhnya.
Kondisi fisik yang menentukan dalam menyimak, yaitu :
Ø Kondisi fisiknya jauh di bawah gizi normal
Ø Sangat lelah
Ø
Mengidap suatu
penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal.
Lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap menyimak, yaitu :
§ Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu
dingin
§ Suara atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan
ruangan sebelah
§ Para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari
seenaknya sehingga mengganggu orang yang sedang menyimak.
§ Siswa yang membawa atau memegang benda yang berisik
dan mengganggu, seperti kelereng di dalam saku, handphone yang berbunyi, dan
lain-lain.
Faktor fisik pembicara :
·
Pembicara
membuat gerak-gerik yang canggung di ruangan.
·
Suara pembicara
yang membisankan atau intonasi yang mendatar apalagi melengking.
·
Pengajian
pembicara yang tidak menarik.
Walau nampaknya faktor-faktor fisik tersebut bersifat sepele namun
pembicara atau pengajar haruslah bijaksana dan banyak pengalaman agar selalu
memperhatikan hal-hal tersebut agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai
tujuan yang telah ditentukan, karena faktor fisik yang prima merupakan modal
utama bagi penyimak.
2.2.2 Faktor Psikologis
Selain faktor
fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi atau faktor
psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak, yaitu sebagai berikut :
1.
Prasangka dan
kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan
2.
Keegosentrisan
(mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya mementingkan diri
sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaikan oleh pembicara tidak di tanggapi dengan serius.
3.
Kepicikan atau
pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan pandangan atau wawasan penyimak
terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna atau salah paham terhadap
apa yang disampaikan oleh pembicara.
4.
Bosan dan jenuh,
yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap bahan simakan yang
mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga penyimak menjadi bosan,
kemudian enggan untuk melanjutkan simakan.
5.
Sikap tidak
sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses menyimak , jika
kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman dalam menyimak,
begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan sikap yang sopan
kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih mudah melakukan
simakan.
Dari faktor
psikologis di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua faktor psikologis yang
mempengaruhi menyimak, yaitu :
1.
Psikologis
positif, maksudnya latar belakang hidup yang menyenangkan, yaitu proses
menyimak akan berjalan dengan baik jika suasana hati dan pikiran penyimak
dalam keadaan tenang dan menyenangkan. Juga Penentuan minat dan pilihan. Yaitu
proses menyimak akan berjalan dengan baik jika bahan yang akan disimak oleh
penyimak sesuai dengan minat dan pilihannya, jika bahan yang disimak sesuai
dengan pilihan maka penyimak akan dengan penuh kesungguhan dalam menyimak,
namun sebaliknya jika bahan simakan tidak sesuai atau bahkan bertentangan
dengan minat dan pilihan penyimak maka penyimak akan setengah-setengah dan
tidak serius dalam menyimak.
Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan yang baik pada penyimak untuk cepat
dalam menanggapi, memahami, dan merespon simakan. Faktor ini akan mempengaruhi
apakah penyimak tangkas atau tidaknya dalam menyimak.
2.
Psikologis negatif,
maksudnya memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak seperti yang
telah dijelaskan di atas.
2.2.3 Faktor Pengalaman
Sikap-sikap kita
merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita sendiri, maka
dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan dalam menyimak,
seperti:
ü Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat
menyimak, yaitu jika kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat menyimak
membahas tentang minat yang kita gemari maka kita akan merasa senang untuk
menyimaknya, misal hobby atau minat terhadap sesuatu.
ü Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang
menentang, serta bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan.
ü Kosa kata simak juga turut mempengaruhi kualitas
menyimak.
ü Makna yang dipancarkan oleh kata-kata asing cenderung
untuk mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa, karena ide-ide yang
berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka.
2.2.4 Faktor Sikap
Banyak faktor
sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai berikut :
o Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung
akan kita simak secara seksama dan penuh perhatian.
o Pembicara harus memilih topik yang disenangi oleh para
penyimak.
o Pembicara harus memahami sikap penyimak karena
merupakan modal penting bagi pembicara untuk menarik minat atau perhatian
menyimak.
o Penampilan pembicara yang mengasyikkan dan mengagumkan,
sehingga membentuk sikap positif para siswa.
2.2.5 Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan
dalam kegiatan menyimak, berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut ;
·
Memiliki
motivasi atau dorongan yang kuat dalam
mengerjakan sesuatu terutama menyimak
·
Melibatkan sistem penilaian kita sendiri sehingga kita dapat
memperoleh sesuatu yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya
kita akan bersemangat untuk menyimaknya.
·
Penyimak
mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari ceramah sang
pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat dan sahih.
·
Penyimak tidak
yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari pembicaraan.
·
Penyimak harus percaya bahwa penyimak
mempunyai sifat kooperatif tenggang hati, dan analitis sehingga kita menjadi
penyimak yang baik dan unggul
2.2.6 Faktor Jenis
Kelamin
Pria
|
wanita
|
Objektif
|
subjektif
|
Aktif
|
Pasif
|
Keras hati
|
simpatik
|
Analisis
|
Difusif
|
Rasioonal
|
Sensitive
|
Netral
|
memihak
|
Intrusif
|
Mudah mengalah
|
Berdikari
|
Reseptif
|
Swasembada
|
Bergantung
|
Menguasai emosi
|
Emosional
|
Perbedaan
gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin (Silverman, 1970; Webb, 1975:
139).
2.2.7 Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
·
Di dalam ruangan
guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikian
rupa sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menyimak dan
disimak.
·
Sarana kerja
harus ditempatkan berdekatan satu dan lainnya sehingga para siswa dapat
berkomunikasi dengan baik bahkan harus dapat meningkatkan penyimakan yang baik.
·
Guru harus
berbicara dengan suara yang menyenangkan, memberikan pengarahan yang jelas dan tepat lagi tegas.
·
Guru harus
menampilkan kegiatan yang dapat memotivasi atau mendorong anak didik untuk
dapat dengan mudah mengganti peranan mereka sebagai penyimak dan pembicara.
Seperti, ikut dalam diskusi panel, symposium, dan seminar.
b. Lingkungan
Sosial
Guru menciptakan suasana yang mendorong anak-anak untuk mengalami,
mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide memang penting sekali diterapkan
kalau keterampilan berkomunikasi dan seni berbahasa dikembangkan dan
berkembang, jadi nyatalah suasana saat guru merencanakan pengalaman-pengalaman
yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk
meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka memang sesuai dan sejalan dalam perencanaan kurikulum secara keseluruhan.
2.2.8 Peranan dalam
Masyarakat
Contoh faktor peranan dalam menyimak :
a.
Peranan sebagai
guru dan pendidik
b.
Ingin sekali
menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televise yang berhubungan
dengan masalah pendidikan dan pengajaran baik di tanah air maupun luar negeri.
c.
Sebagai seorang
berpendidikan (mahasiswa)
d.
Mahasiswa harus
dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian dibandingkan dengan karyawan
harian sebuah perusahaan.
e.
Sebagai
spesialis dan pakar dari berbagai profesi seperti hakim, psikolog, antropolog,
sosiolog, apoteker dan lainnya.
f.
Pasti akan haus
menyimak hal-hal yang ada kaitannya dengan mereka dengan profesi dan keahlian
mereka, yang dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka.
2.3 Kebiasaan Jelek dalam Menyimak
2.3.1
Menyimak Lompat Tiga
Orang berbicara mempergunakan kata-kata dengan kecepatan
kira-kira 125 buah kata per menit dan kebanyakan orang dapat berpikir dengan
mudah dengan kecepatan empat kali dari kecepatan berbicara tadi, dan ternyata
hal ini amat susah sekali karena akan memeperlambat kecepatan berpikir kita,
sebab kita mempunyai kira-kira 400 kata per menit untuk berpikir untuk
menghadapi orang yang berbicara kepada kita.
Berikut ini adalah hal-hal yang membantu penyimak agar
dapat menghindari petualangan mental berpikir, seperti pikiran kita di tempat
lain atau tentang hal lain :
a)
Mengetahui
terlebih dahulu apa yang harus dikatakan oleh pembicara, Tanya pada diri kita
sendiri “Apa yang hendak ditemukan oleh pembicara? Maksud apa yang hendak
dicapainya?”.
b)
Merangkum secara
mental apa yang dikatakan dan tujuan yang telah dicapai oleh pembicara.
c)
Mempertimbangkan
keterangan pembicara dengan jalan menanyakan secara mental, seperti fakta-fakta
yang dikemukakan.
d)
Mendengarkan,
menyimak yang “tersirat”, seperti perubahan nada suara, gerak-gerik tangan dan
mimik mengandung makna tertentu.
2.3.2 Menyimak “Saya dapat Fakta”
Ketika menjadi penyimak yang baik, tentu kita akan
menyimak ide-ide utama gagasan-gagasan penting, fakta-fakta yang disodorkan,
kemudian pertimbangkanlah satu terhadap lainnya dan menyusun hubungannya satu
sama lain, garaplah ide-ide bukan hanya terbatas pada serangkaian fakta yang
kebetulan dapat diingat saja.
2.3.3 Noda Ketulisan Emosional
Demi kegiatan menyimak yang lebih baik dan tepat guna
perhatikanlah reaksi kita terhadap kata-kata yang menimbulkan noda ketulisan
emosional seperti seks, pelacur, komunis, koruptor, tukang kredit,
panti pijat, tuan tanah dan pembunuhan, dan lain-lain, kata-kata seperti
itu sebaiknya ditandai dan analisislah baik-baik untuk lebih mendalam mengapa
kata-kata tersebut mengganggu, penilaian dan telaah yang seksama biasanya akan
mencerminkan bahwa sebenarnya kata-kata tersebut tidak akan mengganggu sama
sekali.
2.3.4 Menyimak Supersensitif
Ketika kita telah mengembangkan pendapat atau
prasangka yang mendalam, seorang yang berbicara kepada kita mungkin tanpa
disadari secara lisan akan menghina kita dengan kata-kata yang menusuk hati,
dan secara spontan kita akan menghentikan simakan kita terhadapnya, kita
mencoba menginterupsinya, merencanakan suatu pertanyaan pelik yang memalukannya
ataupun bantahan yang benar-benar menusuk hatinya, oleh karena itu sebelum hal
itu terjadi awasilah diri kita sendiri dan selalulah simak baik-baik ujaran,
cermah, kuliah, dan pidato orang tersebut, setelah dia selesai berbicara
barulah rencanakan pertanyaan-pertanyaan serta bantahan yang akan dilontarkan
kepadanya.
2.3.5 Menghindari Penjelasan yang Sulit
Biasanya kita menghindari penjelasan yang sulit dari suatu pembicaraan
sehingga kegiatan menyimak menjadi tidak efektif, oleh karena itu simaklah
baik-baik diskusi mengenai subjek yang menuntut upaya untuk memahami dan
mengerti makna seperti komentar-komentar di suatu diskusi panel, karena masalah
bukan untuk dihindari tapiuntuk dipecahkan atau diselesaikan.
2.3.6 Menolak secara Gegabah suatu Subjek sebagai Sesuatu
yang Tidak Menarik
Adakalanya ketika pembicara membicarakan hal atau
sesuatu yang tidak menarik, kita pasti akan menutup diri, menjauhkan perhatian
dari ujarannya, dan membiarkan pikiran kita berkelana ke topik-topik yang lebih
menyenangkan.
Berikut adalah cara untuk memperbaiki kebiasaan jelek
dalam menyimak tersebut :
a. Mengadakan suatu rancangan atau
pendekatan egois, mengingat kepentingan sendiri.
b. Walaupun subjek tidak menarik
perhatian namun jangan dilupakan bahwa subjek tersebut memiliki ide baik yang
hendak disajikannya.
c. Hargailah dan manfaatkanlah
ide-ide apa saja yang disumbangkan pembicara.
2.3.7 Mengkritik Gaya dan Gaya Fisik Pembicara
Terkadang kita terlalu sibuk mengkritik gaya dan fisik
si pembicara sehingga kita lupa untuk menyimak pembicaraannya, jika kita
termasuk dalam orang atau tipe yang suka mengkritik secara mental pakaian orang
ataupun nada suaranya, sebaiknya tunggu sampai orang tersebut selesai berbicara
agar kita dapat memahami isi keseluruhan ujarannya
itu.
2.3.8 Memberi Perhatian Semu
“Kalau saja
saya terlihat menyimak, segala sesuatu beres!”, terkadang ada pribadi yang
seperti itu, berpura-pura menyimak tetapi sebenarnya pikirannya tidak berada di
situ, mengarahkan kedua matanya dengan tatapan tanpa kedipan ke arah pembicara
padahal ia sama sekali tidak memperhatikan atau tidak menyimak isi pembicaraan,
oleh karena itu perlu kesadaran dari diri sendiri berhenti untuk berpura-pura menyimak dan mulai mengarahkan perhatian ke arah
pembicara.
2.3.9 Menyerah pada Gangguan
Banyak gangguan yang datang baik dari sesuatu yang
kita dengar maupun sesuatu yang kita lihat, oleh karena itu dibutuhkan
konsentrasi, pemusatan pikiran dan usahakan agar perhatian kita tetap pada
hal-hal, ide-ide, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pembicara.
2.3.10 Menyimak dengan Kertas dan Pensil di Tangan
Terkadang kita mencoba membuat kerangka yang telah
diutarakan oleh pembicara, dan menjadi rangkuman yang berupa tanda-tanda,
symbol-simbol dan angka-angka sehingga kita lupa bahwa dengan begitu sebenarnya
kita hanya “setengah menyimak”, tentu saja tidak akan memberi hasil yang
memuaskan.
Oleh karena itu sebaiknya letakkan pensil, pusatkan
daya dan pikiran pada kegiatan menyimaksecara serius, atau simaklah terlebih
dahulu dengan baik sesudah itu ditulis atau dicatat dalam beberapa kata saja,
pergunakanlah kata kunci dalam catatan, karena panjang catatan tidak menjamin
mutu catatan. Mencatat harus dilakukan dengan penuh perhatian dan pemahaman
sedangkan merekam dapat dilakukan tanpa pengertian dan pemahaman. Mencatat
bersifat selektif dan kritis, merekam bersifat mekanis dan reseptif penuh.
2.4 Mengapa Orang Tidak Menyimak?
Ada berapa sebab membuat orang tidak menyimak, antara
lain:
1. Orang berada
dalam keadaan capek.
2. Orang berada
dalam keadaan tergesa-gesa
3. Orang berada
dalam kebingungan
4. Orang yang dapat
dibingungkan oleh faktor-faktor lain :
a. Ucapan-ucapan
yang munafik
b. Penyimak
dijejali dengan pesan bernada memerintah ataupun berbau slogan politik
c. Banyak
perintah birokratis
d. Cenderung
menjauhkan diri dari prasangka-prasangka
Golongan orang
yang banyak menyimak pada diri sendiri sehingga tidak memiliki waktu
mendengarkan atau menyimak orang lain:
1. Tipe bunga
karang (tipe penyerap)
2. Tipe orang
berdikari (menolak untuk menyimak)
3. Tipe seniman
ingatan (menolak untuk menyimak secara sadar)
4. Tipe orang yang
tergoda bukan oleh pribadi tertentu (mendapat informasi dari media)
5. Tipe orang yang
menyukai bunyi alamiah (kicau burung serta keriuhan kota merupakan musik
bagi perangkat penerima sensitifnya tidak mau mendnegar ocehan pembicara)
6. Estetikus luar
biasa (mendengar atau menyimak musik bukan untuk kesenangan atau kenikmatan)
7. Tipe siap
tenpur (sibuk dengan memikirkan jawaban-jawaban yang akan diajukan,
sehingga tidak ada waktu untuk menyimak)
2.5 Perilaku Jelek dalam Menyimak
Secara garis
besar, perilaku-perilaku yang termasuk jelek atau tidak baik dalam praktik
menyimak, sebagai berikut :
1. Tidak mau
menerima keanehan pembicara
Pembicara mempunyai cara dan gaya pribadi dalam
penampilannya, akibatnya penyimak merasa jengkel dan tidak mau menerima
keanehan pembicara sehingga tidak memiliki minat dan perhatian untuk menyimak.
2. Tidak mau
memperbaiki sikap
Tubuh penyimak ada di ruang yang sama dengan pembicara
namun pikiran dan angannya terbang mengembara ke tempat lain, akibatnya ia
tidak memiliki minta untuk menyimak ujaran pembicara.
3. Tidak mau
memperbaiki lingkungan
Tidak adanya upaya penyimak untuk pindah duduk ketika
dirinya merasa terganggu duduk di tempat duduknya sekarang yang bising atau
tempat orang keluar masuk.
4. Tidak dapat
menahan diri
Berusaha mengajukan pertanyaan dan tanggapan sebelum
pembicaraan belum selesai dan belum diketahui ujung pangkalnya.
5. Tidak mau
meningkatkan pembuatan catatan
Mencatat semua ucapan pembicara sebanyak mungkin tanpa
menghiraukan ide, gagasan yang perlu dicatat.
6. Tidak tahu dan
tidak mau menyaring tujuan khusus
Tidak adanya ketekunan dan tidak adanya perhatian yang
terarah, sehingga tujuan menyimak menjadi tidak tentu arah, duduk menjadi tidak
tenang, gelisah dan pembicara tidak disimak lagi.
7. Tidak
memanfaatkan waktu secara tepat guna
Ketika menyimak ada yang tertidur dan mengantuk
padahal menyimak menuntut kesiapsiagaan mementik butir-butir penting, ide-ide
berharga dari seorang pembicara.
8. Tidak dapat
menyimak secara rasional
Menyimak dengan emosional tanpa melibatkan akal dan
pikirannya dalam menerima simakan dari ujaran pembicara.
9. Tidak mau
berlatih menyimak hal-hal yang rumit
Tidak mau menyimak hal-hal yang rumit sehingga tidak
memahami keseluruhan isi pembicaraan yang dikemukakan oleh pembicara.
2.6 Kesalahpahaman
Berikut kesalahpahaman yang berkaitan dengan perilaku
menyimak :
1. Anggapan bahwa
semua perilaku menyimak itu sama saja
Jika kita memeriksa perilaku sendiri dalam satu hari
saja, kita akan melihat dengan jelas bahwa perilaku menyimak berubah-ubah secara
dramatis dari satu situasi ke situasi lainnya, dari satu pribadi ke pribadi
lainnya, karena situasi dan kondisi mengatur perubahan perilaku menyimak
seseorang.
2. Anggapan bahwa
mendnegar dan menyimak sama saja
Mendengar dan menyimak mempunyai makna yang berbeda,
mendengar yaitu suatu proses psikologis ketika gelombang-gelombang bunyi
ditransformasikan menjadi impuls-impuls atau gerak hati saraf pendengaran, yang
pada gilirannya akan berjalan melalui system saraf balik di dalam pengawasan
kemauan maupun luar pengawasan kemauan, sedangkan menyimak adalah suatu operasi
psikologis yang rumit yang merupakan sarana untuk merasakan butir-butir atau
bagian-bagian lambang dan tanda yang telah disandikan oleh system saraf pusat
dan system saraf otomatis yang diubah menjadi pesan-pesan yang dapat dipahami.
3. Anggapan bahwa
menyimak tidak dapat dikembangkan atau ditingkatkan
4. Anggapan bahwa
hanya sedikit waktu yang diperlukan buat menyimak
Hampir setengah waktu berkomunikasi diperuntukkan
untuk menyimak, jadi tidak benar bahwa untuk kegiatan menyimak hanya diperlukan
waktu sedikit saja (Mc Cabe & Bender, 1981: 91)
2.7 Aneka Permasalahan Menyimak
ü Memprasangkai Pembicara
Lebih memusatkan perhatian pada gaya dan cara penampilan pembicara
ketimbang pesan yang hendak disampaikannya.
ü Berpura-pura Menaruh Perhatian
Terkadang orang berpura-pura menyimak dengan serius dengan menatap
pembicara dengan kedua matanya tetapi sebenarnya perhatiannya bukan tertuju
kepada pembicara, pikirannya terbang melayang mengembara ke tempat lain.
ü Kebingungan
Gangguan bisa datang dari suara luar dan di dalam ruangan dapat mengganggu
konsentrasi kita, semua itu dapat membuat kita bingung, sehingga dapat
menjauhkan kita dari ide-ide pembicara.
ü Pertimbangan yang Prematur
Ketika pembicara belum selesai berbicara, terkadang kita sudah mengambil
pertimbangan.
ü Salah Membuat Catatan
Mencoba menulis terlalu banyak ataupun mencoba menyelesaikan ide-ide
pembicara dengan suatu pola yang telah dirancang sebelumnya dapat mengurangi
keefisienan menyimak.
ü Hanya Menyimak Fakta-fakta
Berbagai telaah menunjukkan bahwa menyimak demi fakta, bukan demi ide atau
gagasan, pasti mengurangi ketepatgunaan atau keefisienan kegiatan menyimak.
ü Melamun
Karena otak manusia sanggup memproses informasi lebih cepat daripada
kecepatan berbicara yang dilakukan oleh banyak pembicara, sehingga masih banyak
waktu untuk memikirkan hal-hal lain di luar topik yang disajikan oleh pembicara
atau penceramah, penyimak pun menjadi melamun, sehingga mengakibatkan penyimak kehilangan
kontuinitas ide-ide pembicara.
ü Bereaksi Secara Emosional
Kata-kata, gaya, cara penampilan pembicara dapat saja mengundang emosi,
sehingga kita tidak menyimak lagi secara rasional, kegagalan menguasai emosi
akan mengurangi mutu penyimakan.
BAB III
PENUTUP
4.1 Simpulan
Menyimak merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan suatu konsentrasi bagi
penyimaknya. Menyimak adalah proses mendengarkan yang memerlukan
konsentrasi tinggi agar mendapatkan informasi yang aktual berdasarkan fakta dan
kenyataan yang sebenarnya.
Dalam proses menyimak ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor ini ada bukan hanya dari penyimak saja tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada di sekitarnya. Faktor-faktor
itu dianataranya faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis
kelamin, lingkungan, dan peranan dalam masyarakat. Selain faktor-faktor yang
mempengaruhi menyimak, dalam makalah ini
juga membahas, kebiasaan jelek menyimak, alasan orang tidak menyimak, perilaku
jelek dalam menyimak, kesalahpahaman dalam menyimak dan aneka permasalahan
menyimak.
4.2 Saran
Sejalan dengan simpulan di atas penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1.
Penyimak sebaiknya dapat memperhatikan,
mengapresiasikan dan menginterpretasikan apa yang dibicarakan oleh pembicara.
2.
Untuk menjadi pembicara yang baik, hendaknya bisa
melakukan kegiatan berbicara dengan mengetahui konsep-konsep berbicara agar
penyimak bisa menyimak dengan baik tanpa terganggu oleh tingkah laku pembicara.
3.
Penyimak hendaknya menyimak apa yang dibicarakan oleh
pembicara dan bukan memperhatikan penampilan pembicara.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidayani, wenti. 2012. Makalah Bahasa Indonesia Menyimak.
Tersedia: http://wenti-dwindayani93.blogspot.com/2012/12/makalah-bahasa-indonesia-menyimak-i.html
[18 oktober 2014]
Ana. 2011. Faktor-faktor Keberhasilan Menyimak.
Tersedia: http://anancasa.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-keberhasilan-menyimak.html [18 oktober 2014]
Tarigan, Djago. 1991. Materi pokok Pendidikan
Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur (Ed). 1993. Menyimak sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan,
Henry G. 2008. Menyimak.
Bandung: Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar